Merencanakan
sesuatu hal, apalagi membangun sebuah rumah atau bangunan untuk dihuni atau
diinvestasikan di masa depan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu
diperlukan perhitungan yang teliti, baik biaya pembuatanya, kebutuhan material,
dan lain-lain sehingga dapat menekan biaya renovasi rumah dan mencegah
terjadinya pemborosan biaya.
Adapun tujuan
yang didapat bila kita menguasai perhitungan volume bahan bangunan seperti :
- Dapat mengetahui kebutuhan bahan bangunan yang diperlukan.
- Dapat diperoleh anggaran biaya kebutuhan bahan dengan menambah anggaran upah yang rata-rata 30 % dari anggaran bahan.
- Dapat diatur skala prioritas pekerjaan, walaupun anggaran terbatas.
- Dapat dihindari "kenakalan" atau penipuan yang dilakukan oleh pekerja atau tukang.
Dalam ilmu
teknik bangunan, biasanya menentukan kebutuhan bahan bangunan menggunakan
analisis pekerjaan yang terdiri dari kebutuhan bahan bangunan dan biaya upah
pekerjaan. Setelah dihitung harga satuan pekerjaan , disusunlah RAB (Rencana
Anggaran Biaya). Berikut ini
ulasan lebih details untuk menentukan kebutuhan material berdasarkan dua
pendekatan :
A. Perhitungan
berdasarkan Jenis Pekerjaan
Ada beberapa
cara untuk menghitung volume setiap jenis pekerjaan dan cara perhitunganya adalah
sebagai berikut :
- Perhitungan volume pekerjaan yang mempunyai luas dan ketebalan atau mempunyai penampang dan panjang menggunakan satuan m3, misalnya pasangan batu kali, pasangan batu bata (bisa juga m2), kuda-kuda dan kusen, dan lain-lain.
- Perhitungan volume pekerjaan yang hanya mempunyai luas dan ketebalan yang relatif tipis menggunakan satuan m2, misalnya plesteran, pasangan lantai, pasangan plafon,pasangan atap, dan pengecatan.
- Penghitungan volume pekerjaan yang sifatnya dominan memanjang menggunakan satuan m1 atau meter lari, misalnya lisplank, lisplafon, instalasi pipa atau kabel, dan nok genteng.
- Perhitungan volume bahan-bahan satuan menggunakan ukuran buah(bh), misalnya lampu,saklar, stop kontak, kunci,engsel, kloset, wastafel, dan kran air.
-
Perhitungan volume bahan-bahan satuan yang terdiri dari beberapa komponen bahan yang dirakit menjadi satu menggunakan satuan unit, misalnya panel listrik dan meja dapur atau cuci.
A. Perhitungan
berdasarkan Gambar
Selain untuk
menunjukkan bentuk bangunan beserta sarananya, gambar bangunan juga
dimanfaatkan untuk menghitung kebutuhan bahan bangunan. Adanya gambar gambar
denah menunjukkan seolah-olah sebuah rumah dilihat dari atas.Dengan gambar
denah, akan diketahui letak ruang tidur, ruang makan, pintu masuk dan pintu
keluar. Gambar denah untuk lantai bawah atau lantai satu harus dipisahkan dengan
denah lantai atas atau lantai dua bila bangunan rumah direncanakan
bertingkat. Biasanya jika jumlah hanya dua lantai, digunakan istilah lantai
bawah dan lantai atas saja. Sementara bila jumlah lantai bangunanya lebih dari
dua lantai, digunakan istilah lantai satu, lantai dua, lantai tiga dan
seterusnya.
Umumnya denah
dibuat dengan skala 1:100 yang artinya setiap meter denah asli hanya 1 cm denah
di atas kertas atau gambar. Pada gambar denah harus sudah tertera nama ruang,
letak pintu, letak jendela, maupun letak bovenlight.
Ketinggian elevasi lantai juga perlu dicantumkan dalam denah. Elevasi adalah ukuran level ketinggian
lantai.
Bila elevasi lantai pada denah ditulis dengan +-0,00 maka angka
tersebut berarti suatu batas awal ketinggian lantai untuk perhitungan.
Elevasi yang lebih tinggi dari 0,00 diberi kode +plus), misalnya elevasi
tertulis +350, artinya ketinggian lantai adalah 350cm. Angka elevasi
seperti ini biasaya dipergunakan untuk menunjukkan ketinggian lantai
dua. Sebaliknya, elevasi yang lebih rendah diberikan kode -(minus).
Misalnya elevasi lantai tertulis -10, artinya ketinggian lantai tersebut
lebih rendah 10cm dibanding ketinggian awal. Angka elevasi minus
seperti itu biasanya digunakan untuk lantai teras, kamar mandi, tempat
cuci, dan sebagainya.
Untuk menunjukkan ukuran atau dimensi setiap runag dalam denah digunakan angka yang diletakkan di bagian luar gambar denah. Cara penulisan angka dimensi ini biasanya menggunakan sentimeter. Misalnya ukuran sisi suatu ruang tertulis 215 maka hal itu berarti ruang tersebut memiliki panjang sisi lebar 215cm.
Selain gambar
denah bangunan secara utuh untuk masing-masing lantai, dalam perhitungan ini
pun diperlukan gambar dengah untuk menunjukkan setiap komponen bangunan.
Denah-denah tersebut antara lain denah atap, denah pondasi, denah lantai, denah
plafon, denah rencan kusen, dan sebagainya.
Adanya
gambar-gambar denah tersebut akan dapat dihitung :
- Volume galian tanah (ukur panjangnya).
- Volume pondasi pasangan batu belah (diukur panjangnya).
- Volume sloof beton (diukur panjangnya).
- Volume kolom beton atau tiang kayu (hitung jumlahnya).
- Volume pasangan bata (dihitung panjangnya).
- Jumlah pintu, jendela, angin-angin, dan aksesori.
- Luas lantai dan plafon.
- Jumlah peralatan sanitair (kloset, wastafel, bak mandi, kran, dan lain-lain).
Demikian informasi mengenai bagaimana kita harus membuat estimasi atau perkiraan biaya renovasi rumah, semoga bermanfaat.
Tag :
Renovasi Rumah
0 Komentar untuk "Cara Praktis Menghitung Biaya Renovasi Rumah"